A.
Grand Support Equipment (GSE)
GSE adalah singkatan dari ground support equipment,
GSE adalah suatu alat bantu yang harus dimiliki oleh perusahaan yang bergerak
dibidang jasa seperti perusahaan ground handling. GSE sangat erat
hubungannya dengan pesawat yang akan dilayaninya, dalam aktivitas kesehariannya
/ pada saat pesawat on ground, baik saat akan persiapan keberangkatan/saat
offloading/pada saat kedatangan. Secara garis besar GSE itu dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
1.GSE motorize dan
2.GSE non motorize
GSE motorize
adalah GSE yang didalam operationalnya ditangani atau dihandle oleh seorang
operator, yang kita sebut GSE operator. Begitupun non motorize dalam operationalnya ditarik ataupun didorong dan
mempunyai alat Bantu yang dalam operationalnya yaitu berupa tractor/BTT.
Petugas-petugas yang menghandle GSE tersebut baik
motorize, dan non motorize harus mempunyai surat
tanda kecakapan/licence sesuai dengan jenis equipment yang ditanganinya.
GSE yang motorize contohnya :
-
pushback car wide/narrow body,
-
AC car,
-
pax stair car,
-
btt (baggage towing tractor).
Sedangkan yang non motorize contohnya :
-
GTC (Ground Turbine Compressor),
-
GPU (Ground Power Unit).
Perlengkapan ini sangat diperlukan pada setiap
bandara dalam pelaksanaannya baik dibandara besar maupun dibandara kecil
sesuai dengan kebutuhan.
B.
Grand Power Unit (GPU)
Ground Power unit adalah Suatu peralatan Ground
Support Equipment (GSE) yang mempunyai fungsi untuk menghasilkan arus listrik,
yang dibutuhkan sesuai spesifikasi Pesawat Udara. semua type/model dari ground
power unit dari berbagai macam merk pabrikan memiliki fungsi yang sama dan
hanya dibatasi oleh kapasitas maksimum dari generatornya, yang biasa disebut
dari besaran KVAnya.
Kapasitas GPU
- 90 KVA ( 1 Out Put Cable )
for NB
- 120 KVA ( 2 Out Put Cable )
for WB
- 130 KVA ( 2 Out Put Cable )
for WB
- 140 KVA ( 2 Out Put Cable )
for WB
- 150 KVA ( 2 Out Put Cable )
for WB
- 180 KVA ( 2 Out Put Cable )
for WB
Generator GPU
Specifikasi GPU untuk kebutuhan Pesawat Udara
- AC Voltage 115 Vac ( Line to
Neutral )
200 Vac (
Line to Line )
- Dc Voltage 28 Vdc
- Frequency 400 Hz
Protection System adalah Suatu sistem control pengaman untuk menjaga
komponen electrical dan electronic pada pesawat maupun pada GPU
Sistim Protection pada GPU
- Over Voltage ( 120 Vac )
- Under Voltage ( 110 Vac )
- Over Frequency ( 420 Hz )
- Under Frequency ( 380 Hz )
- Over Load
125% dari kapasitas generator
( Merupakan pengaman dari Generator )
Setiap peralatan harus memiliki prosedure operasi (dibatasi
lama pemakaian) sehingga dalam pengoperasiannya memudahkan operator dan juga
menjaga live time dan performance alat tersebut dimana dalam proses
pengoperasian peralatan sebelum unit tersebut dihidupkan/ dioperasikan maka
wajib dilakukan Pre Operation Check.
Control Panel GPU
Operating Panel
C.
GARBARATA
Garbarata
adalah jembatan yang berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu
penumpang ke pintu pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam
dan keluar dari pesawat. Tergantung pada desain bangunan, ketinggian, memicu
posisi, dan persyaratan operasional, mungkin diperbaiki atau bergerak, berayun
radial atau memperpanjang panjang. Garbarata diciptakan oleh Frank Der Yuen. Garbarata
pertama kali digunakan pada tanggal 26 Juli 1959 di Bandar Udara Internasional
San Francisco.
Garbarata biasanya digunakan di pelabuhan udara dan
laut. Di Indonesia, bandara yang memiliki garbarata antara lain : Bandar Udara
Internasional Sultan Iskandar Muda, Bandar Udara Internasional Kuala Namu,
Bandar Udara Internasional Minangkabau, Bandar Udara Internasional Sultan
Syarif Kasim II, Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Bandar Udara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Adisumarmo, Bandar Udara
Internasional Juanda, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bandar Udara
Internasional Lombok, Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman,
Bandar Udara Kalimarau, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Bandar
Udara Haluoleo, Bandar Udara Mutiara, Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi,
Bandar Udara Pattimura, Bandar Udara Sultan Babullah, Bandar Udara Domine
Eduard Osok, Bandar Udara Sultan Thaha Syaifudin dan Bandar Udara Sentani.
D.
Cargo Handling
Setiap petugas yang menangani kargo memiliki
kemungkinan cidera atau luka, lebih tinggi dibanding pegawai lainnya. Karena
itu penanganan kargo harus betul-betul di laksanakan dengan tingkat kewaspadaan
yang tinggi. Di samping itu, orang yang bertugas dibagian kargo hendaknya telah
melalui suatu pelatihan tentang penanganan kargo yang memadai. Belt loader,
adalah alat yang digunakan untuk memuat atau menurunkan bagasi/cargo
Berikut prosedur
yang harus diperhatikan dalam penanganan
cargo:
a. Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari
ketidakstabilan tumpukan kargo.
b. Hendaknya semua kargo disusun / tata dengan benar
(di dalam pesawat atau di atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo
tidak tumbang.
c. Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau
penutup sisi samping gerobak untuk mencegah kargo jatuh ke jalan (selama
baggage cart bergerak).
d. Pengoperasian semua unit mekanikal seperti:
Cargoveyor atau BCL (Baggage Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader),
forklift, harus sesuai dengan perintah yang telah ditetapkan. Jangan
mengoperasikan peralatan tersebut di atas melebihi kapasitas beban yang
diizinkan. Jika ragu tentang beban yang akan di handle tanyakan pada supervisor
yang bertugas pada saat itu.
e. Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau
menarik kargo lebih dari kemampuan fisik. Jika beban besar dan atau berat
mintalah bantuan untuk mengangkatnya.
f. Hindari menggunakan perhiasan (contoh: cincin
atau gelang), karena kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di kaitan (hook),
pada paku, pada gesper dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada jari tangan
atau siku.
g. Pada penanganan kargo di ruang yang sempit
hendaknya kargo didorong dari pada di angkat. Karena mengangkat memungkinkan
terjadinya cidera pada jari atau tangan.
E.
Lavatory Service Vehicles
Kendaraan lavatory service kosong dan mengisi dari
lavatories onboard aircraft, kotoran yang tersimpan di tangki, kemudian
dibersihkan dengan kendaraan ini, setelah tangki dibersihkan kemudian diberikan
campuran air dengan disinfecting concentrate, biasa disebut blue juice.
Beberapa Bandar udara memiliki kereta lavatory yang lebih kecil dan harus
ditarik dengan penarik.
F.
Catering Vehicle
Catering juga meng unloading minuman dan makanan
yang tidak habis terkonsumsi, selain me loading makanan dan minuman yang baru
untuk penumpang dan crew. Tipe makanan di antar dengan kereta yang
distandarkan. Makanan dibuat di darat sesuai dengan banyaknya permintaan (apart
from chilling or reheating).
Kendaraan catering terbuat dengan lifting system,
platform and an electro-hydraulic control mechanism. Kendaraan dapat mengangkat
dan menurunkan, peron dapat menggerakkan ke depan pesawat.
G.
Belt Loaders
Belt loader adalah kendaraan yang menyediakan
moveable belts untuk loading dan unloading baggage dan cargo. Sebuah belt
loader digerakkan untuk membuka ruang di bawah pesawat, dikenal sebagai bin
atau pit. Belt loader banyak digunakan pesawat kecil yang tidak dapat
menggunakan container. Baggage tersimpan tanpa container melainkan dengan bulk
loading.
H.
Pushback Tugs And Tractors
Pushback tugs banyak digunakan untuk menarik pesawat
dari runway menuju apron, begitu juga sebaliknya. Tugs ini sangat bertenaga
karena memiliki mesin yang besar. Pushback tug juga bisa mendorong pesawat
dalam beberapa situasi, seperti mendorong ke hangar.
Ukuran tugs disesuaikan dengan ukuran pesawat.
Beberapa tugs menggunakan tow-bar sebagai penghubung antara pesawat dengan tug
itu sendiri. Selama menarik tugs menggunakan gear secara perlahan agar
mempermudah dalam menarik pesawat.
TUGAS
INDIVIDU
AVIATION
KNOWLADGE
Nama : Hikmah Justiti Adiastuti
Kelas : XII.AP1
Guru Pembimbing : Mr. Yusuf
SMK
CITRA ANGKASA SCHOOL
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI
LAMPUNG
TP
: 2017/2018
Komentar
Posting Komentar